7.3 Self - Bias Configuration
1. Tujuan [kembali]
Mengetahui apa yang dimaksud dengan konfigurasi bias diri
Mengetahui cara menghitung nilai tegangan dan arus yang melalui rangkaian konfigurasi bias diri
Mengetahui bagaimana cara menggambarkan rangkaian konfigurasi bias diri dan pengaplikasiannya
2. Alat dan Bahan [kembali]
A. Alat
Osiloskop
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode.
Voltmeter
Amperemeter
B. Bahan
JFET
JFET atau Junction Field-Effect Transistor adalah jenis transistor yang digunakan dalam rangkaian listrik sebagai saklar atau pengatur arus. Tipe JFET tersedia dalam dua jenis yaitu N-channel dan P-channel. P-channel JFET menggunakan material tipe P sebagai kawat gerbang sedangkan N-channel JFET menggunakan material tipe N sebagai kawat gerbang.
Baterai
Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik.
Resistor
Ground
Ground berfungsi sebagai alat untuk meniadakan beda potensial dengan mengalirkan arus sisa dari kebocoran tegangan atau arus pada rangkaian. Ground adalah titik kembalinya arus searah atau titik kembalinya sinyal bolak balik atau titik patokan dari berbagai titik tegangan dan sinyal listrik dalam rangkaian elektronika.
Kapasitor Elektrolit
Kapasitor elektrolit atau yang dikenal dengan kondensator merupakan sebuah kapasitor yang mempunyai dua kaki, yakni kaki (–) dan kaki (+) yang di tandai dengan kaki panjang (positif) dan kaki pendek (negatif). Kapasitor ini berfungsi sebagai penyimpan arus listrik searah dc yang biasanya digunakan dalam rangkaian seperti power supply regulator dan rangkaian lainnya. Kapasitor ini juga terbagi menjadi 2 tipe, yaitu kapasitor polar dan kapasitor bipolar / non polar yang pembagiannya didasarkan pada polaritas (kutub positif dan negatif) dari masing-masing kapasitor.
3. Dasar Teori [kembali]
Konfigurasi bias diri menghilangkan dua persediaan dc. gerbang pengendali ke tegangan sumber ditentukan oleh tegangan yang melintasi resistor RS di kaki sumber konfigurasi seperti yang terdapat pada gambar 7.8.
Analisis dc dengan cara mengganti kapasitor dengan "open circuits" dan resistor RG diganti di short circuits yang setara karena IG = 0 A, seperti pada gambar 7.9.
Arus melalui RS adalah sumber arus IS, dengan IS = ID dan:
Untuk loop tertutup, diperoleh:
Nilai VGS adalah fungsi dari arus keluaran ID yang besarnya tidak tetap seperti yang terjadi untuk konfigurasi bias tetap.
Persamaan (7.10) didefinisikan oleh konfigurasi jaringan, dan persamaan Shockley menghubungkan jumlah input dengan output perangkat. Kedua persamaan menghubungkan dua variabel yang sama, yaitu ID dan VGS. Solusi matematis diperoleh dengan mengganti persamaan (7.10) menjadi persamaan Shockley:
Persamaan kuadrat dapat diselesaikan untuk mendapatkan solusi ID. Kondisi yang paling tepat adalah ketika ID = 0 A karena menghasilkan VGS = -IDRS = (0 A).RS = 0 V, sesuai dengan persamaan (7.10). Sehingga dihasilkan grafik seperti gambar 7.10.
Syarat kedua untuk persamaan (7.10) yaitu nilai VGS atau ID dipilih yang sesuai dari kuantitas lainnya yang akan menentukan titik lain pada garis lurus dan memungkinkan gambar garis lurus. Misalkan level ID sama dengan setengah level saturasi:
Hasilnya adalah titik kedua untuk plot garis lurus seperti pada gambar 7.11. Tingkat VDS dapat ditentukan dengan menerapkan hukum tegangan Kirchhoff ke sirkuit output:
4. Percobaan [kembali]
Gambar Rangkaian
Gambar Rangkaian 1
Prinsip Kerja: Konfigurasi basis umum atau Common-Base Configuration menggunakan sebuah sinyal yang terhubung ke terminal emitor. Pengaplikasian rangkaian ini menggunakan sebuah transistor yang menghubungkan antara beban, baterai, dan juga kapasitor elektrolit. Perhitungan nilai besaran pada konfigurasi ini menggunakan hukum tegangan Kirchhoff. Domain AC pada konfigurasi ini memiliki nilai impedansi input yang sangat rendah dan impedansi output yang tinggi.
Gambar Rangkaian 2
Prinsip Kerja: Sebuah transistor NPN dipasangkan dengan sebuah tahanan RE dan diberi masukan dengan sebuah sumber tegangan yang kemudian terhubung dengan ground.
Gambar Rangkaian 3
Prinsip Kerja: Baterai 12V dipasang seri dengan hambatan sebesar 10k ohm dan terhubung dengan transistor. Selanjutnya sumber tegangan lainnya dengan nilai yang sama dipasang paralel terhadap sumber tegangan pertama sehingga didapatkan nilai pengukuran pada hambatan tersebut sebesar 11.2 V.
Gambar Rangkaian 4
Prinsip Kerja: Baterai 4V dipasang seri dengan hambatan sebesar 1.2k ohm yang terhubung dengan transistor, didapatkan pengukuran tegangan senilai 3.20 V. Selanjutnya sumber tegangan lainnya dipasang paralel terhadap sumber tegangan pertama senilai 10V, yang diserikan dengan sebuah hambatan senilai 2.4k ohm, didapatkan nilai pengukuran pada hambatan tersebut sebesar 6.34 V.
5. Video [kembali]
6. Example [kembali]
1) Tentukan hal berikut untuk jaringan Gambar 7.12:
a. VGSQ
b. IDQ
c. VDS
d. VS
e. VG
f. VD
Jawaban:
a. Tegangan gerbang ke sumber ditentukan oleh:
VGS = -IDRS
Jika ID = 4 mA, maka:
VGS = -(4 mA)(1 kΩ) = -4 V
Hasilnya adalah plot gambar 7.13:
Dari grafik di atas, garis lurus yang sama akan dihasilkan karena nilai ID yang sesuai dapat dipilih selama nilai yang sesuai dari VGS sebagaimana persamaan (7.10). Untuk persamaan Shockley, jika dipilih VGS = VP/2 = -3 V, maka ID = IDSS/4 = 8 mA/4 = 2 mA, dan plot gambar 7.14 akan mewakili karakteristik perangkat. Solusi ini diperoleh dengan menggabungkan karakteristik jaringan gambar 7.13 pada karakteristik perangkat gambar 7.14, sehingga diperoleh titik persimpangan keduanya seperti gambar 7.15. Dihasilkan nilai tegangan gerbang ke sumber: VGSQ = -2.6 V.
b. IDQ = 2.6 mA
c. VDS = VDD - ID(RS + RD) = 20 V - (2.6 mA)(1 kΩ + 3.3 kΩ) = 20 V - 11.18 V = 8.82V
d. VS = IDRS = (2.6 mA)(1 kΩ) = 2.6 V
e. VG = 0 V
f. VD = VDS + VS = 8.82 V + 2.6 V = 11.42 V atau VD = VDD - IDRD = 20 V - (2.6 mA)(3.3 kΩ) = 11.42 V
2) Temukan titik quiescent untuk gambar 7.12 jika:
a. RS = 100 Ω
b. RS = 10 kΩ
Jawaban:
a. Untuk RS = 100 Ω:
IDQ = 6.4 mA
VGSQ = -0.64 V
b. Untuk RS = 10 kΩ:
VGSQ = -4.6 V
IDQ = 0.46 mA
Tingkat RS yang lebih rendah membawa garis beban jaringan lebih dekat ke sumbu ID, sedangkan peningkatan tingkat RS membawa garis beban lebih dekat ke sumbu VGS. Hasil plot:
3) Diketahui rangkaian JFET seperti gambar 2.3 dengan data IDSS = 10 mA dan Vp = - 8 Volt, tentukan:
a. VGSQ
b. IDQ
c. VDSQ
Jawaban:
7. Problem [kembali]
1) Bagaimana cara kerja sirkuit self-bias configuration?
Jawaban:
Sirkuit self-bias configuration bekerja dengan memanfaatkan tegangan sinyal input untuk menghasilkan arus bias yang stabil. Ketika tegangan input naik, arus basis juga naik dan menyebabkan arus kolektor meningkat. Hal ini menyebabkan tegangan pada resistor emitor (RE) juga meningkat, sehingga arus basis turun dan arus kolektor menurun. Sebaliknya, ketika tegangan input turun, arus basis turun dan arus kolektor menurun. Hal ini menyebabkan tegangan pada resistor emitor (RE) juga turun, sehingga arus basis naik dan arus kolektor naik.
2) Apa yang terjadi jika nilai resistansi pada sirkuit self-bias configuration berubah?
Jawaban:
Jika nilai resistansi pada sirkuit self-bias configuration berubah, maka nilai arus bias juga akan berubah. Hal ini dapat mempengaruhi karakteristik operasi transistor dan menghasilkan distorsi pada sinyal output.
3) Bagaimana cara merancang sirkuit self-bias configuration?
Jawaban:
Untuk merancang sirkuit self-bias configuration, langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:
a. Tentukan nilai resistor pembagi tegangan (R1 dan R2) yang sesuai dengan nilai gain yang diinginkan.
b. Tentukan nilai resistor emitor (RE) berdasarkan nilai arus bias yang diinginkan.
c. Tentukan nilai kapasitor coupling dan kapasitor bypass yang sesuai dengan frekuensi operasi dan karakteristik sinyal input/output.
d. Pilih transistor yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi, dan pastikan transistor tersebut memiliki beta (hFE) yang tinggi dan stabil.
e. Rancang rangkaian power supply yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi.
8. Pilihan Ganda [kembali]
1) Apa yang dimaksud dengan self bias configuration?
a. Konfigurasi yang mengharuskan adanya sumber tegangan eksternal.
b. Konfigurasi yang menghasilkan gain tertinggi.
c. Konfigurasi yang menggunakan resistor sebagai bias tegangan.
d. Konfigurasi yang membutuhkan komponen tambahan yang kompleks.
Jawab: Self bias configuration merupakan konfigurasi yang menggunakan resistor sebagai bias tegangan. (jawaban c)
2) Keuntungan dari self bias configuration adalah?
a. Stabilitas tegangan yang lebih tinggi.
b. Tidak memerlukan komponen tambahan.
c. Dapat menghasilkan gain yang lebih tinggi.
d. Lebih mudah disesuaikan dengan beban.
Jawab: Keuntungan dari self bias configuration adalah tidak memerlukan komponen tambahan. (jawaban b)
3) Bagaimana cara menghitung nilai resistor yang diperlukan dalam self bias configuration?
a. Melakukan pengukuran dengan multimeter.
b. Menggunakan rumus yang melibatkan tegangan dan arus.
c. Menggunakan rumus yang melibatkan nilai gain dan impedansi masukan.
d. Menggunakan trial and error dengan mengganti resistor hingga mendapatkan hasil yang diinginkan.
Jawab: Nilai resistor yang diperlukan dalam self bias configuration adalah menggunakan trial and error dengan mengganti resistor hingga mendapatkan hasil yang diinginkan. (jawaban d)
9. Download File [kembali]
Download File html (download)
Download Rangkaian 1 (download)
Download Rangkaian 2 (download)
Download Rangkaian 3 (download)
Download Video Rangkaian 1 (download)
Download Video Rangkaian 2 (download)
Download Video Rangkaian 3 (download)
Download Data Sheet Transistor NPN 2N3053 (download)
Download Data Sheet Resistor 10K (download)
Download Data Sheet Kapasitor (download)
Download Data Sheet Ground (download)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar